Beranda | Artikel
Mengenal Kitab Ulama (2)
Jumat, 25 Desember 2015

Bismillah.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, kita berjumpa kembali dalam seri artikel mengenal kitab ulama. Pada bagian kedua ini kami akan menyajikan gambaran sekilas mengenai sebuah kitab kecil namun sarat faidah.

Kitab ini berjudul Ma’na laa ilaha illallah, wa muqtadhaha, wa aatsaaruhaa fil fardi wal mujtama’ yang artinya ‘Makna laa ilaha illallah, konsekuensinya, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap pribadi dan masyarakat’. Kitab ini cukup ringkas, karena hanya terdiri dari 68 halaman.

Kitab ini ditulis oleh Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah dan diberi kata pengantar oleh Dr. Abdullah bin Abdul Mushin at-Turki hafizhahullah rektor Universitas Islam Muhammad bin Su’ud di Saudi Arabia -semoga Allah menjaganya dan seluruh negeri kaum muslimin-.

Kitab ini terdiri dari beberapa pembahasan penting dan menarik, yaitu :

– Kedudukan laa ilaha illallah dalam kehidupan

– Keutamaan laa ilaha illallah

– I’rob, rukun, dan syarat laa ilaha illallah

– Makna dan konsekuensi kalimat laa ilaha illallah

– Kapan kalimat ini bermanfaat dan kapan tidak bermanfaat bagi pemiliknya

– Pengaruh-pengaruh laa ilaha illallah

Berikut ini sedikit nukilan dari kitab tersebut, semoga bisa memberikan faidah bagi kita dan memacu semangat kita untuk menggali ilmu dari kitab para ulama.

Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Tidaklah Allah memberikan suatu kenikmatan kepada hamba dengan nikmat yang lebih agung daripada mengenalkan kepada mereka laa ilaha illallah. Dan sesungguhnya laa ilaha illallah bagi para penduduk surga seperti air yang segar bagi para penduduk dunia.” (lihat Ma’na laa ilaha illallah, hal. 18)

Wahb bin Munabbih berkata kepada orang yang bertanya kepadanya, “Bukankah laa ilaha illallah adalah kunci surga?”. Maka beliau menjawab, “Benar, akan tetapi tidaklah ada sebuah kunci melainkan pasti memiliki gerigi-gerigi. Apabila kamu datang dengan membawa kunci yang memiliki gerigi-gerigi maka akan dibukakan untukmu. Akan tetapi apabila tidak, maka tidak akan dibukakan untukmu.” (lihat Ma’na laa ilaha illallah, hal. 54)

Unduh pdf kitab tersebut bisa dari sini [klik]

Selain kitab ini, Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah juga memiliki kitab lain dengan pembahasan yang mirip. Kitab itu berjudul Syarh Tafsir Kalimat Tauhid. Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan terhadap risalah ‘Tafsir Kalimat Tauhid’ yang ditulis oleh Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.

Kitab ini juga ringkas, karena hanya terdiri dari 48 halaman. Meskipun demikian ia sarat akan faidah dan pelajaran. Di dalamnya terkandung penjelasan tentang makna dan konsekuensi kalimat laa ilaha illallah. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah, bahwa bukanlah maksud dari kalimat tauhid ini sekedar diucapkan dengan lisan namun tidak disertai ilmu mengenai makna dan kandungannya (lihat Syarh Tafsir Kalimat Tauhid, hal. 10)

Syaikh Shalih al-Fauzan juga menambahkan keterangan, “Demikian pula tidak cukup dengan keyakinan di dalam hati dan ucapan dengan lisan. Akan tetapi harus disertai dengan mengamalkan konsekuensinya, yaitu dengan memurnikan ibadah untuk Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya subhanahu wa ta’ala. Maka laa ilaha illallah adalah kalimat yang harus diucapkan dan harus dilandasi dengan ilmu dan diikuti dengan amalan. Bukan semata-mata kalimat yang diucapkan -dengan lisan-.” (lihat Syarh Tafsir Kalimat Tauhid, hal. 11)

Syaikh al-Fauzan hafizhahullah menandaskan, “Orang munafik pun mengucapkan laa ilaha illallah. Akan tetapi dia berada di kerak neraka yang paling bawah. Lantas bagaimana mungkin kalian akan mengatakan bahwa laa ilaha illallah cukup hanya dengan diucapkan saja, sementara orang-orang munafik itu berada di kerak neraka yang paling bawah. Padahal mereka juga mengucapkan laa ilaha illallah?! Maka ini menunjukkan bahwa sekedar mengucapkannya tidaklah cukup kecuali apabila disertai dengan keyakinan di dalam hati dan diamalkan anggota badan.” (lihat Syarh Tafsir Kalimat Tauhid, hal. 15)

Pada bagian akhir kitab ini juga dicantumkan tanya-jawab bersama Syaikh Shalih al-Fauzan. Selain itu penyusun kitab ini juga menambahkan beberapa contoh perumpamaan di dalam al-Qur’an yang menjelaskan kebatilan syirik. Tambahan ini juga bersumber dari keterangan Syaikh al-Fauzan dalam sebagian pelajaran beliau yang lain.

large_1238410502

Unduh pdf kitab tersebut bisa dari sini [klik]

Demikian seri mengenal kitab ulama pada kesempatan ini. Semoga Allah memberikan kepada kita ilmu yang bermanfaat, dan menjadikan amal-amal kita ikhlas karena-Nya. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/mengenal-kitab-ulama-2/